Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
PASAMAN

Bupati Welly Suhery dan Wabup Parulian Dalimunte Menjadi Kebanggaan Pasaman Berkesempatan Mengikuti Retreat Gelombang II

13
×

Bupati Welly Suhery dan Wabup Parulian Dalimunte Menjadi Kebanggaan Pasaman Berkesempatan Mengikuti Retreat Gelombang II

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Pasaman, Zaman.co.id. – Sebuah kebanggaan bagi masyarakat Pasaman, ketika Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Welly Suhery dan Parulian Dalimunte, berkesempatan mengikuti orientasi (retreat) kepemimpinan, bagi Kepala daerah dan wakil kepala daerah gelombang ke II tahun 2025 di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat.

Dimana, retreat gelombang kedua kali ini, diikuti 86 kepala daerah dari 93 yang terdaftar. Sebab, enam dari tujuh kepala daerah telah mengajukan permohonan untuk tidak mengikuti retreat karena alasan kesehatan. Sedangkan satu kepala daerah –Gubernur Papua Pegunungan, John Tabo karena ibunya meninggal dunia. Adapun 86 kepala daerah yang hadir akan mengikuti retreat selama lima hari terhitung dari 22-26 Juni 2025.

Adapun, Retreat gelombang kedua kepala daerah ini , resmi dibuka Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, Minggu 22 juni 2025, di lapangan rektorat IPDN, Jatinangor.

Pada kesempatan itu, Wamen Bima dalam sambutannya mengatakan, retreat kali ini adalah orientasi yang menginginkan agar 86 kepala daerah yang ikut bisa bangga menjadi bagian dari melayani masyarakat.

“Kami ingin agar Bapak Gubernur, Wakil Gubernur, Wali Kota, Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, semakin kuat kebersamaan dalam keberagamannya. Semakin bangga menjadi bagian dari pelayan Nusantara,” ujar Bima.

Adapun, Retreat kali ini sama dengan retreat sebelumnya, yang bertujuan agar kepala daerah memenuhi tugas pokok dan fungsinya, serta bisa melakukan sinkronisasi program antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Terus, agar Kepala Daerah juga memahami gagasan besar dari Presiden Republik Indonesia. Memahami, melaksanakan, dan mengakselerasikan program Asta Cita, jelas Bima Arya.

Kemudian, Untuk penyesuaian, Rektor IPDN, Halilul Khairi, memberikan pemahaman tata tertib selama berlangsungnya di Kampus.

Dan, kegiatan dimulai sejak pagi, dengan rutinitas olahraga dan dilanjutkan dengan materi seputar tugas dan kebijakan pemerintahan. Kemudian dilanjutkan dengan materi yang berkaitan dengan tugas pokok fungsi sehari-hari, aturan-aturan yang ada dan berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah atau kebijakan nasional, terangnya.

Selanjutnya, diharapkan selama retreat, para kepala daerah dapat saling mengenal lebih dekat dan menjalin komunikasi yang efektif untuk mendukung kerja sama antar daerah

Apalagi, lanjutnya, setiap kabupaten itu tidak bisa berdiri sendiri, pasti ada hubungan dengan daerah sebelahnya, begitu juga dengan provinsi.

Diharapkan, Selama retreat, agar kepala daerah bisa saling mengenal, bisa saling bertukar informasi, dan nantinya diharapkan dapat menjadi suatu tim yang baik dan dalam pelaksanaannya bisa saling membantu untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berprinsip good government, ungkapnya.

Sementara, sebelum diantar ke ke IPDN Jatinangor, Kepala Daerah peserta retret gelombang II dilepas secara resmi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir
dalam apel pelepasan di Kantor Kemendagri, Jakarta.

Pada saat itu, Sekjend Kemendagri menekankan, bahwa kegiatan retreat kepala daerah bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan sarana untuk menumbuhkan kembali kedisiplinan dan kemandirian.

Kegiatan retreat tersebut, menurut Bupati Pasaman, Welli Suhery, tidaklah begitu canggung saat mengikuti retreat kepala daerah ini. Seperti halnya pola pembinaan di lembaga pendidikan (Lemdik), yang dikenalkan kepada peserta adalah kedisiplinan, bangun pagi, pengaturan tata tertib makan serta pola hidup mandiri tanpa dibantu.

Hanya, cuma sempat canggung saat makan siang. Pasalnya, ada sebuah tradisi di meja makan Menza IPDN, yakni harus menyelesaikan makan siang hanya dengan batasan waktu dua lagu yang diputar. Dan tadi ada peserta yang kaget, mereka bilang makannya baru 3/4 tiba-tiba lonceng (tanda selesai) sudah bunyi,” ungkap Bupati Welly Suhery menceritakannya.

Sedangkan soal bangun pagi, selama ini sudah jadi kebiasaan. “Sudah jadi kebiasaan bangun sebelum subuh, jadi tidak ada masalah, tuturnya. Dan, Bupati Welly, mengakui tetap memonitor jalannya roda pemerintahan di Kabupaten Pasaman. ( Sol/Mul )

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *