Solok – Maraknya aksi terorisme dan sikap intoleran yang menghiasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini telah berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
Maraknya aksi terorisme dan sikap intoleran di Indonesia mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas.
Fenomena ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah-daerah seperti Kota Solok.
Aksi-aksi ini terus meningkat dan menjadi perhatian serius di tahun 2024.
Situasi ini mendapat perhatian dari tokoh masyarakat dan ulama, termasuk Ustad Devi Rusli dari Kota Solok.
Aksi terorisme dan intoleransi ini sering kali dikaitkan secara salah dengan ajaran Islam, padahal Islam sendiri mengajarkan toleransi dan perdamaian.
Menurut Ustad Devi Rusli, Islam sangat menjaga hubungan antar sesama manusia, baik antar suku, agama, maupun bangsa. Beliau menjelaskan bahwa dalam Islam, menjaga silaturahmi dan tidak menyakiti sesama adalah hal yang sangat penting.
Ustad Devi Rusli menegaskan, “Dalam Islam, menjaga silaturahmi antar sesama muslim, antar agama, dan antar bangsa adalah sebuah keniscayaan. Tidak ada satupun pengajaran dalam Islam yang boleh menyakiti antar sesama.”
Ia juga menambahkan bahwa menyakiti fisik, perasaan, dan martabat seseorang sangat dilarang dalam Islam. Menurutnya, tindakan terorisme, bom bunuh diri, sikap intoleran, dan radikalisme sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
“Ajaran Islam sangatlah sempurna terutama yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia di mana dalam Islam saling menghargai dan saling menyayangi serta saling bertoleransi antar sesama,” jelas Ustad Devi Rusli.
Beliau juga menyoroti dampak negatif dari sikap intoleran dan kebebasan media sosial yang dapat mengancam keutuhan kebhinekaan di Indonesia. Ustad Devi Rusli menegaskan pentingnya memahami dan menjalankan ajaran Islam yang sesungguhnya untuk menjaga kedamaian dan kerukunan antar sesama manusia.
Mb