Padang, zaman.co.id – CAPAIAN karir dari hasil pendidikan yang sempurna bagi sebahagian orang merupakan zona nyaman, dimana mereka berada dalam keadaan saat segalanya terasa akrab dan mudah. Sehingga mereka tidak mengalami banyak stres, karena dapat memberikan kepastian, rasa aman, dan perasaan familier saat menjalani suatu aktivitas atau kebiasaan.
Dan, kondisi ini menjadikan mereka bisa melakukan banyak hal dengan performa yang stabil tanpa gangguan, sebab tidak menghadapi banyak tekanan, sehingga bisa beristirahat, bersantai, dan memulihkan energi usai bekerja keras, dan ingin terus berada di sana.
Namun tidak begitu bagi Cerint Iralloza Tasya, seorang dokter muda yang sedang meniti karir di RSAM Bukittinggi. Wanita kelahiran 20 tahun silam, tepatnya pada 16 Oktober 2000 ini berani keluar dari zona nyamanmya itu, untuk pengembangan diri.
“Jadi, lebih baik untuk berani mencoba daripada tidak berani melakukan apa-apa karena hal itu akan membuat Cerint tumbuh dan berkembang”, pesan lisan dari Cerint Iralloza Tasya yang diterima media ini.
Dan dia memilih jalur politik untuk pengabdiannya selanjutnya. Kini tekadnya untuk menjadi senator di lembaga DPD RI sebagai perwakilan Sumatera Barat bakal terwujud setelah dia mendaftar ke KPU Sumbar beberapa waktu lalu, dan ditetapkan sebagai salah seorang bakal calon anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Barat.
Dijelaskan Cerint (pangilan akrab Cerint Iralloza Tasya), keinginan ini berawal dari terus meningkatnya kasus balita stunting di Provinsi Sumatera Barat, yang sudah berada pada angka 25,2% di tahun 2022, meningkat dari tahun sebelumnya yang masih 23,3%.
Diketahui stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, sehingga tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu panjang, beber dokter muda itu.
Cerint mengatakan ada beberapa faktor yang masih menjadi penyebabkan stunting diantaranya kepala keluarga tidak memiliki penghasilan cukup, tingkat pendidikan, sanitasi jamban, makanan yang tidak variatif dengan proteinnya, saat lahir berat badannya si bayi sangat kecil, tinggi tidak sampai 46 cm.
Karena kasus ini berhubungan dengan bayi, ya sudah pasti dekat dengan kaum ibu. Sehingga masalah stunting, dan masalah kesehatan lainnya dalam leluarga telah menjadi suara kaum perempuan yang menjadi tanggungjawab bersama.
Untuk itu, perempuan harus mengambil peran dengan ikut bertarung pada pesta demokrasi 2024 mendatang. Mudah-mudahan akan lebih banyak lagi suara kaum ibu yang akan terwakili, bila ada wanita yang dapat membawanya ke tingkat pusat melalui lembaga DPD RI.
Bila dia tetap berada di zona ini, dia hanya dapat menolong dan beriteraksi dengan mereka yang datang ke ruang pratek saja. Tetapi, bila nanti dia sudah diamanahkan untuk berada di lembaga DPD RI, maka dia akan dapat berinteraksi dengan banyak orang untuk membantu lebih banyak masyarakat lagi, melalui kebijakan-kebijakan strategis yang pro rakyat. Seperti kebijakan jaminan kesehatan masyarakat yang harus terus diperbaiki menjadi lebih baik lagi, akhir pesan Cerint Iralloza Tasya.(ha)