Bukittinggi, Zaman,co.id. – Kematian seekor kuda pejantan milik Pemerintah Kota Bukittinggi, dengan nama Fort De Kock, membuat walikota Bukittinggi Ramlan, ikut prihatin dan miris atas peristiwa yang terjadi Kamis 10 Juli 2025. Apalagi, Kuda asal Australia merupakan pejantan legendaris yang telah melahirkan keturunan kuda pacu terbaik.
Adapun, kematian Kuda Fort De Kock jam 11.30 WIB, disebabkan faktor umurnya sudah 18 tahun, yang dibeli sejak 2008 oleh Wali Kota Bukittinggi ketika itu Djufri, dengan harga Rp800 juta, ungkap Kepala Dinas Pertanian, Hendry.
Terus dikatakannya, bahwa pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian Fort De Kock, yang merupakan kuda satu-satunya aset Pemko meski dari dua pekan terakhir kuda ini mengalami gejala sakit_sakitan.
“Kematiannya, sudah di laporkan ke Wali Kota, selanjutnya akan dikubur bersama tim forensik dan labor hewan. Beberapa bagian tubuh akan diambil untuk pemeriksaan,” ujarnya.
Menurutnya, kuda pejantan Fort De Kock selalu rutin menjalani pemeriksaan fisiknya, dan dua tahun terakhir mengalami penurunan kekuatan fisik.
“Hasil labor terakhir HB kuda terlalu tinggi, terjadi juga pembengkakan di bagian kaki. Bahkan mendapatkan infus sebanyak dua botol,” ujar Hendry.
Kematian Fort De Kock, memberikan keprihatinan tersendiri oleh mantan Wali Kota Bukittinggi Djufri. Bahkan Djufri langsung mendatangi kantor Puskeswan yang tidak berapa jauh jarak dari tempat tinggal Djufri.
Dimana, rasa keprihatinan dan mirisnya Djufri terlihat di mimik wajahnya, dan saya yakini seluruh pecinta kuda pacu di Bukittinggi merasakan hal yang sama. Fort De Kock telah banyak mengharumkan nama Kota Bukittinggi dengan prestasi luar biasa dari keturunannya selama ini,” ucap Djufri.
Kuda Fort De Kock memiliki banyak keturunan yang berhasil menjadi juara balap kuda pacu di tingkat Sumatera Barat dan ikut berpartisipasi di kancah nasional.
“Kuda setinggi 170 bernilai Rp 2,5 miliar dengan harga rupiah saat ini. Semoga ada lagi bibit pejantan tangguh kuda pacu dihadirkan di Bukittinggi,” berharap kedepannya ucap seorang pecandu peternak kuda ( Yet )