Pasaman, Zaman.co.id. – Usai Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan keputusan mengejutkan yang mengubah dinamika politik di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Dimana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang sebelumnya, dimenangkan oleh Welly Suhery bersama calon wakilnya, Anggit Kurniawan Nasution, harus diulang akibat putusan MK yang mendiskualifikasi Anggit.
Keputusan MK ini, membuat Welly Suheri dan partai pengusungnya untuk mengajukan calon wakil bupati baru, yakni, Parulian Dalimunte.
Namun demikian, dengan digantinya Anggit Kurniawan Nasution, dengan Parulian Dalimunte, tidak akan ada perubahan dalam perolehan suara, pada PSU Pemilihan Kepala Daerah Pasaman nantinya. Sebab, ketokohan Parulian Dalimunte cukup populer dan disenangi masyarakat di wilayah Tapus dan Rao pada umumnya, ungkap Sahnan salah seorang tokoh masyarakat di sana.
Sementara, pasangan paslon lainnya, seperti Maraondak – Desrizal ( 02 ), dan Sabar AS Sukardi dalam ( 03 ), tak ada perubahan dan terkesan agak dingin, dalam menghadapi Pemungutan Suara Ulang (PSU)ini. Bahkan ada beberapa timsesnya berpindah mendukung paslon 01. Sehingga, dengan perubahan peta politik ini, peluang kemenangan Welly Suhery dalam PSU, akan kembali memperoleh suara terbanyak nanti, tambah Sahnan.
Analisanya , lanjut Sahnan, dimana basis Massa Loyalitas Pemilih Masih Bertahan
Dalam Pilkada sebelumnya, Welly Suhery berhasil meraup suara signifikan, menunjukkan bahwa dirinya memiliki basis massa yang kuat. Dan, ditambah posisi Parulian Dalimunte, yang akan mendulang suara dari sebelumnya. Sementara , dengan diskualifikasinya Anggit Kurniawan Nasution, tidak akan ada potensi pergeseran suara, terutama dari pemilih yang sebelumnya mendukung pasangan ini sebagai satu kesatuan. Kuncinya, bagaimana Paslon 01 ini, tidak ada masalah hukum lagi. Ditambah bagaimana Welly mampu meyakinkan pendukungnya bahwa kehadiran Parulian Dalimunte sebagai pengganti akan tetap memperjuangkan visi-misi yang sama.
Sebagai mantan anggota DPRD, Welly memiliki rekam jejak yang cukup kuat di kalangan masyarakat Pasaman. Namun, bagaimana ia mengelola transisi ini dalam waktu singkat akan menjadi faktor krusial dalam mempertahankan basis pemilihnya.
Sedangkan Paslon 02, Maraondak Desrizal, dan paslon 03, Sabar AS – Sukardi, juga memiliki keunggulan tersendiri. Bisa jadi, timses mereka kini mendapat keuntungan dari ketidakstabilan yang terjadi di kubu Welly, terutama dengan perubahan pasangan calon. Tim pemenangan mereka kemungkinan akan memanfaatkan momentum ini untuk menarik pemilih yang merasa ragu atau kecewa atas diskualifikasi yang terjadi. Namun sayangnya, timses mereka pada pindah dukungan ke paslon 01.
Paslon 02, Maraondak – Desrizal, adalah sosok yang juga memiliki jaringan politik yang cukup luas, terutama di kalangan pemilih konservatif dan birokrat. Namun belakangan ini, juga ramai – ramai mendukung paslon 01.
Begitu juga paslon 03, Sabar AS – Sukardi, mereka bisa memanfaatkan celah dalam strategi kampanye Welly untuk meraih suara dari kelompok yang masih abu-abu atau pemilih yang mencari stabilitas. Sayangnya , nasib paslon 03 juga terkesan melemah, ditambah berpindahnya dukungan timsesnya ke paslon 01.
Sementara, tentang sosok Parulian Dalimunte, yang mendampingi Welly Suheri, sebagai calon Bupati Pasaman, sudah dikenal banyak oleh masyarakat di Pasaman, karena dia mantan anggota DPRD Pasaman. Sehingga, ia mampu Mengisi kekosongan yang ditinggalkan Anggit Kurniawan Nasution, ungkap Mairin , salah seorang tokoh masyarakat Languang.
Kredibilitas dan rekam jejak Parulian mampu menarik simpati publik dan membangun chemistry yang baik dengan Welly, maka peluang mereka untuk memenangkan PSU tetap terbuka lebar. Sebaliknya, jika sosialisasi dan strategi kampanyenya lemah, maka pasangan ini bisa kehilangan sebagian suara krusial yang sebelumnya mereka kantongi.
Terkait pengaruh Partai Pengusung dan Mesin Politik, kubu Maraondak Desrizal dan Sabar AS Sukardi juga cukup kuat. Mereka dipastikan akan menggalang kekuatan dengan berbagai cara, termasuk menarik simpati kelompok yang merasa tidak puas dengan keputusan MK dan merangkul pemilih yang merasa gamang dengan perubahan pasangan calon di kubu Welly, ungkapnya.
Nah, siapa yang Berpeluang Menang? PSU Pilkada Pasaman kali ini. Ini adalah pertarungan baru dengan dinamika yang lebih kompleks. Jika Welly Suhery dan Parulian Dalimunte mampu mengatasi dampak negatif dari keputusan MK dan menyusun strategi kampanye yang efektif, maka mereka masih memiliki peluang besar untuk menang. Tentunya, tak ada lagi masalah hukum diantara Paslon 01 ini.
Sedangkan, Paslon 02 Maraondak – Desrizal, juga masih punya peluang untuk menang. Hanya saja, Maraondak sebagai calon Bupati Pasaman, harus segera mempertanyakan status ASN aktifnya pada pihak KPU Pasaman, ditambah lagi, ia juga disebut sebut terkait dengan dugaan kasus di Malampah yang sedang ditangani pihak Kejari Pasaman. Begitu juga dengan posisi Sabar AS sebagai calon Bupati Pasaman, yang pernah di vonis pidana pemilu pada Pilkada Pasaman 2024 tersebut. Tentunya, perlu juga dikoordinasikan dengan pihak KPU Pasaman, agar tak bernasib sama dengan Anggit Kurniawan Nasution, ujarnya. ( Sol/ Rin ).