Padang Pariaman, Zaman.co.id. – Mengetahui situasi sosial, yang mengkhawatirkan saat ini di Padang Pariaman, membuat Bupati John Kenedy Azis mengambil langkah cepat. Dan, secara mendadak, ia mengundang berbagai unsur masyarakat ke Pendopo Bupati, untuk menggelar diskusi bersama menyikapi maraknya persoalan sosial dan kriminal yang mencoreng wajah daerah.
“Sengaja kami hadirkan seluruh dunsanak ke pendopo ini untuk menyikapi berbagai isu kemasyarakatan yang menyelimuti Padang Pariaman. Ini tanda bahwa Padang Pariaman tidak sedang baik-baik saja,” ujar Bupati JKA pada kesempatan tersebut.
Hadir waktu itu, Wakil Bupati Rahmat Hidayat, Sekretaris Daerah, unsur Forkopimda, serta kepala perangkat daerah. Terus juga hadir pada pertemuan tersebut, Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa, Ketua MUI Padang Pariaman, Ketua LKAAM Padang Pariaman, Bundo Kanduang, Forum Camat, Forum Wali Nagari, unsur Bamus, cadiak pandai, pimpinan pondok pesantren, kepala Kemenag, organisasi kemasyarakatan, serta organisasi pemuda.
Kemudian, Bupati JKA memaparkan , bahwa adanya rangkaian kasus, seperti pembunuhan sadis terhadap Nia, kekerasan seksual terhadap anak, hingga kasus mutilasi terhadap tiga remaja putri menjadi peringatan keras bagi semua pihak.
Untuk itu, “Saya tak mau kehilangan momen untuk mencari solusi. Kita harus cepat dan tanggap,” tegasnya.
Terus, Bupati JKA pun mengajak seluruh elemen adat, agama, dan pemerintahan untuk turun ke bawah, menyapa dan memantau anak kemenakan.
Terutama kepada ninik mamak, alim ulama, pemuda, mari kita jaga bersama generasi ini. Jangan ada lagi tragedi serupa terjadi di Padang Pariaman yang kita cintai ini, pintanya.
Saat itu , suasana diskusi berlangsung hangat dan serius. Berbagai tokoh menyampaikan pandangan dan saran untuk dijadikan agenda tindak lanjut pemerintah daerah.
Sementara, Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa, menyambut baik langkah Bupati. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini. “Isi hati anak dan kemenakan kita dengan Alquran. Setidaknya anak-anak kita hafal juz 30 sebelum tamat SD,” tuturnya.
Selanjutnya, Ketua MUI Padang Pariaman, menyampaikan situasi saat ini, seperti kembali ke zaman jahiliah.
Kalau tak segera kita atasi, akan semakin parah. Kita siap mendukung langkah Pak Bupati, termasuk turun langsung ke masyarakat, ujarnya.
Begitu juga dengan Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol. Ia juga menyampaikan dukungannya.
Kalau tidak ada keseriusan dan kolaborasi, masalah ini takkan selesai. Ini momentum penting dan pintu masuk bagi kita untuk kerja komprehensif, ujarnya mengingatkan.
Dan, sejumlah tokoh adat menyoroti lunturnya peran ninik mamak dalam keluarga. “Ada pergeseran kebiasaan. Hubungan emosional antara kemenakan dan ninik mamak melemah. Ini harus kita pulihkan,” ungkap salah seorang Niniak Mamak
Usulan konkret juga muncul, seperti penegasan peran ninik mamak dalam setiap prosesi adat, penguatan pengawasan keluarga oleh Bundo Kanduang, serta pemanfaatan Dana Desa untuk program sosial dan pendidikan di nagari.
Untuk selanjutnya, Bupati JKA menyampaikan beberapa langkah konkret, dari hasil kesepakatan bersama, untuk bersama-sama menjalankannya. Diantaranya penutupan kafe yang tidak memiliki izin. Pengaturan jam bermain anak-anak, Surat kesepakatan bersama (SKB) yang sudah kita sepakati bersama lintas sektor dan unsur untuk dijalankan secara komitmen. Serta Mendorong anak-anak untuk mendalami ajaran Islam dan hafalan Alquran.
Bupati JKA memaparkan, “Kita mulai dari yang kecil, tapi nyata. Mari kita galakkan sentuhan langsung ke anak kemenakan kita. Ini ikhtiar bersama demi masa depan Padang Pariaman,” ungkap Bupati Padang Pariaman ini. ( RD )